google-site-verification=W5vHGRPWynO0DT8bQJPHWYziauQJyFzHXnFrPqajzmI Sultan Hamid: Oktober 2020

Rabu, 28 Oktober 2020

 MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOIN KELAS 6 KURIKULUM 2013



Hallo Teman teman guru

Kondisi sulit sekarang ini dalam menghadapi pandemmi Covid 19 yang mengharuskan proses pembelajaran dilakukan dari rumah, tentunya memberikan tantangan tersendiri dalam melakukan proses belajar mengajar.

Untuk membantu proses mengajar bapak/ibu berikut media pembealajaran PowerPoin kelas 6. Semoga bermanfaat :

TEMA 1 SELAMATKAN MAKHLUK HIDUP

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3

TEMA 2 PERSATUAN DALAM PERBEDAAN

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3

TEMA 3 TOKOH DAN PENEMUAN

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3

TEMA 4 GLOBALISASI

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3

TEMA 5 WIRAUSAHA

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3

TEMA 6 MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3

TEMA 7 KEPEMIMPINAN

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3

TEMA 8 BUMIKU

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3

TEMA 9 MENJELAJAH ANGKASA LUAR

SUBTEMA 1

SUBTEMA 2

SUBTEMA 3


semoga bermanfaat

Selasa, 27 Oktober 2020

 FILOSOFI PEMIKIRAN 

KI HAJAR DEWANTARA 

#calongurupenggerak2020



Senin, 26 Oktober 2020

RENCANA TINDAKAN AKSI NYATA

MODUL 1.1.a.9 Calon Guru Penggerak


Judul Modul                 : Pendekatan Pembelajaran Diferensiasi

Nama Peserta             : Sultan Hamid

A.     Latar belakang

Dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas masih ditemukan anak yang fasif , tidak bersemangat dalam belajar. Tentunya ini menjadi tugas guru untuk mengetahui penyebab  semangat belajar anak ini menurun. Setelah melakukan refleksi akhir pembelajaran diketahui bahwa anak kurang senang dengan metode yang digunakan  guru  dalam membawakan materi, anak cenderung bingung dan meengalami kesulitan memahami pesan yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan masalah tersebut guru mencari penyelesaian yang dapat mengatasi masalah belajar anak.  filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran itu harus menghamba pada anak, oleh karena itu pembelajaran dibangun harus berpihak pada anak. Dalam membuat perangkat pembelajaran dirancang sesuai dengan kesiapan belajar anak, gaya belajar anakdan minat bakat yang dimiliki oleh anak sehingga menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Sala satu wujud nyata dari filosofi menghamba pada anak adalahpendekatan diferensiasi. Diharapkan dengan menerapkan pendekatan diferensiasi dapat mengatasi masalah belajar anak.

B   B.  Tujuan
1.     Untuk melakukan asesem tentang kesiapan, minat, atau profil pembelajaran siswa
2. Merancang pembelajaran yang mempertimbangkan kesiapan, minat, atau profil pembelajaran siswa.
3.     Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
C.     Tolak Ukur
1.     Siswa lebih bersemangat dalam belajar
2.     Siswa lebih aktif
3.     Pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima baik oleh siswa
4.     siswa dapat mengeksplorasi subset dari topik kelas yang menarik bagi mereka
5.     siswa dapat mengembangkan minat dan bakat
6.     siswa mampu berinovasi berdasarkan pengembangan bakat dan minatnya

D.    Linimasa pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan implementasi pendekatan diferensiasi pada saat pra belajar, saat belajar dan pasca belajar. Kegiatan pra belajar pendekatan diferesiasi dilakukan pada saat merancang perangkat pembelajaran, yeng harus mempetimbangkan factor heterogen anak. Merancang pembelajaran   Pelajaran mencakup berpikir kritis dan kreatif bagi semua siswa, melibatkan dan menantang bagi semua siswa, Ada kesempatan dan pilihan belajar bagi semua siswa dan Ada keseimbangan antara tugas yang dipilih oleh siswa dengan tugas yang dibuat oleh guru dengan penyusunan kerja. Dalam proses belajar Mengatur kelas berdiferensiasi memerlukan keterampilan dan strategi yang kompleks. Ia juga memerlukan pemikiran yang fleksibel dan toleransi terhadap tingkatan aktivitas , perpindahan, dan kegaduhan/ keributan tingkat tinggi yang diakibatkan olehnya.

Begitu pula dengan pasca belajar yaitu pada saat melakukan penilaian hasil belajar, Penilaian dalam kelas berdiferensiasi bersifat tanpa henti dan merupakan bagian yang terpadu dengan pembelajaran. Langkah awal penilaian adalah mengumpulkan informasi diagnostik untuk mengembangkan profil belajar siswa dan untuk mengetahui apa saja yang diketahui oleh siswa serta apa saja yang dapat dilakukan oleh siswa terhadap materi tertentu. Langkah paling mudah untuk mengetahui minat dan kemampuan siswa adalah dengan cara bertanya dan mengamati siswa. Penemuan minat juga dapat dilakukan untuk mempelajari apa yang diketahui siswa dan apa yang dapat memotivasi mereka. Adapun untuk menentukan pilihan belajar siswa dapat dilakukan melalui diskusi, survey, atau penemuan.

E.     DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Alat dan bahan yang dibutuhkan

1.     instrument asesemen tentang :
a.     Jenis kelamin
b.     Budaya
c.      Tingkatan kognitif
d.     Kemampuan
e.     Inteligensi
f.       Gaya belajar
g.     Bahasa, dan
h.     Minat
Instrument ini disusun bersama dengan teman sejawat
2. Media belajar  Laptop/ HP. Media belajar yang akan digunakan dapat disediakan oleh guru maupun dibawa langsung oleh siswa
3. Ruang bereksplorasi siswa. Ruang eksplorasi siswa ini bisa dibuat di dala kelas maupun ruang lain disekolah bahkan ditaman sekolah.

BAGAN RENCANA AKSI NYATA


Contoh Format Asesmen Pendekatan diferensiasi

Kelas   : VI

Topik/ Materi Globalisasi

A.     Pertanyaan yang berhubungan dengan ketertarikan

1.     Tema/Topik Pembelajaran: Apa yang ingin kamu ketahui tentang globalisasi

2.     Di bawah ini adalah beberapa hal yang akan kita pelajari di kesempatan ini. Apa yang ingin kamu pelajari tentang manfaat globalisasi . Dan pastikan bahwa satu diantara pilihan di bawah ini adalah yang sangat kamu sukai dan kamu bisa melingkari yang tidak kamu sukai.

a.     Mengetahui menfaat globalisasi

b.     Mencari informasi tentang manfaat globalisasi di lingkungan rumah

c.      Membedakan dampak positif dan dampak negative globalisasi

d.     Menjelaskan manfaat globalisasi melalui tulisan berupa karangan atau puisi

e.     Menjelaskan manfaat globalisasi melalui gambar

B.     Pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat kesiapan

1.     Coba ceritakan mengenai kesiapan kalian belajar tema 4 subtema 2.

2.     Apa yang  harus kalian siapkan sebelum belajar !

3.     Berikan contoh perbedaan belajar secara online dengan belajar tatap muka di depan kelas!

4.     Pilihlah metode belajar yang kalian sukai

a.     Guru menerangkan materi

b.     berdiskusi secara berpasangan

c.      bekerja secara kelompok

d.     melakukan praktek

e.     belajar di luar kelas (mempelajari alam)

f.       Melakukan percobaan

C.    Pertanyaan yang berhubungan dengan Profil Belajar Siswa

Pilih Ya atau Tidak dalam pernyataan berikut ini: (dengan memberikan tanda checklist)

Pernyataan

Ya

Tidak

1.     Aku dapat belajar dengan baik jika suasananya tenang dan tidak berisik

2.     Aku bisa mengabaikan suasana yang berisik, suara orang yang berbicara di sekitarku disaat aku sedang belajar atau mengerjakan sesuatu tugas.

3.     Aku senang belajar dan mengerjakan tugas di meja dan kursiku

4.     Aku senang mengerjakan tugas sambil tiduran atau duduk di lantai

5.     Aku belajar keras demi untuk diriku sendiri

6.     Aku belajar demi untuk orangtuaku dan juga guruku.

7.     Aku akan mengerjakan tugas sampai semuanya selesai dan komplit

8.     Aku mudah frustasi dan menyerah jika tugaskun tidak selesai

9.     Ketika guru memberikan tugas kepadaku, aku akan mengerjakan yang mudah dulu

10.  Ketika guru memberikan tugas, aku akan mengerjakan berdasarkan urutan nomor

11.  Aku suka mengerjakan tugas sendiri

12.  Aku suka mengerjakan tugas dengan berkelompok

13.  Aku suka mengerjakan tugas tanpa ada batas waktu menyelesaikannya

14.  Aku suka mengerjakan sesuatu pada waktu-waktu tertentu

15.  Aku suka belajar dengan menggerak-gerakan tubuh

16.  Aku suka belajar sambil duduk di mejaku

17.  Aku suka membantu teman yang kesulitan belajar

18.  Aku harus di dampingi orangtua ketika belajar

19.  Aku senang belajar jarak jauh

20.  Aku senang belajar tatap muka di depan kelas

 

 

 

Bentuk Instrumen Asesmen Kesiapan belajar ( Diferesiasi ) Untuk Pembelajaran Online

Instrumen  Google Form



Sabtu, 24 Oktober 2020

SINTESIS FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA #calon guru penggerak Modul 1.1.a.9

KESIMPULAN & SINTESIS FILISOFI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
by Calon Guru Penggerak Indonesia 


Dalam Pendidikan Calon Guru Penggerak mengkaji Modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan  di Modul 1.1.a. 9 Calon Guru Penggerak diharuskan mengkaji hubungan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan materi lain yang relevan.

 

Dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia banyak filosofi pemikiran beliau yang menginspirasi bidang pendidikan saat ini. Berikut filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara : Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah kemerdekaan sehingga untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia haruslah pintar dan berpendidikan. Dengan memperoleh pendidikan maka seseorang akan memperoleh kemerdekaan, merdeka untuk menentukan nasibnya sendiri, merdeka mengemukakan pendapatnya, merdeka untuk mendapatkan kesejahteraan seperti yang dijamin dalam  Pasal 27  ayat 1 dan 2 , Pasal 28 dan Pasal 29 UUD 1945

 

Buah pemikiran Ki Hajar Dewantara lainnya adalah Pendidikan Bukan hanya menekankan pada aspek intelektual belaka tapi pada penanaman karakter dan budi pekerti. Pendidikan yang hanya menitik beratkan pada intelektual tanpa mempertimbangkan aspek  cipta, rasa, karsa dan karya maka akan menghasilkan manusia tidak sempurna.  Dalam menyelenggarakan pengajaran dan didikan kepada rakyat, Ki Hajar menganjurkan agar kita tetap memperhatikan ilmu jiwa, ilmu jasmani, ilmu keadaban dan kesopanan (etika dan moral), ilmu estetika dan menerapkan cara-cara pendidikan yang membangun karakter. Dihubungkan dengan penerapan Kurikulum 2013 maka pembelajaran meliputi 3 aspek yaitu Sikap (KI.1) yang meliputi aspek sikap spritual dan sikap sosial, Pengetahuan (KI.2) dan Keterampilan (KI.3). Sehingga dalam melakukan proses pengajaran tentunya memerlukan keseimbangan ketiga aspek tersebut.

 

 

Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewatara tentang penanaman karakter dihubungkan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini  ingin  ditanamkan  dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.

 

Selanjutnya Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan haruslah menghamba pada anak. Pendidikan haruslah berpihak pada anak. Lingkungan pengajaran harus bersahabat dengan anak. Apabila dihubungkan dengan materi atau modul yang relevan tentunya berkaitan dengan pembelajaran Abad 21.  Kurikulum 2013 dipadukan dengan pembelajaran abad 21. Terdapat elemen yang mampu merepresentasikan apa itu pembelajaran abad 21, diantaranya adalah Creativity and Innovation, Collaboration, Communication, Critical Thinking and Problem Solving. 

 

Selain Pembelajaran abad 21, filosofi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan menghamba pada anak dapat dikoneksikan dengan pendekatan diferensiasi, Pendekatan  ini mengimplementasikan pembelajaran yang sesuai dengan cara belajar siswa. Pada sesi ini pengklasifikasian siswa dalam kelas seperti keahlian dan minat akan digolongkan. Dengan adanya diferensiasi ini guru akan lebih mudah mengenali kemampuan siswa secara optimal.

Sebelum mengkaji modul filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara pemahaman saya bahwa (1) percaya pada pemahaman tabularasa dimana anak lahir seperti kertas putih, untuk memberikan warna adalah tugas dari pendidik dan orang tua sehingga metode belajar disesuaikan dengan gaya dan sistem dari guru dan orangtua.  (2) Kita sebagai guru tentunya sudah merancang bentuk pembelajaran sebelum hari mengajar. bahkan jauh sebelum rencana pembelajaran sudah dirancang. Dalam arti hal bahwa kita membuat perangkat pembelajaran dengan kondisi yang berbeda dengan waktu pelaksanaannya sehingga terkadang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. 

Setelah mengkaji Modul filosofi Ki Hajar Dewantara tentunya ada perubahan pola pemahaman dalam pembelajaran yaitu (1) anak terlahir telah memiliki kodratnya masing-masing baik kodrat alam maupun kodrat lingkungan. Tinggal bagaimana orang tua dan guru membentuk kodrat tersebut menjadi kepribadian dan potensi yang dimikili oleh anak. (2) Karena setiap anak memiliki kodratnya sendiri tentu perlakuan yang diberikan pun tidak selalu sama, termasuk ketika guru melakukan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran harus mempertimbangkan kemajemukan yang dimiliki oleh anak. Salah satu cara yang ditempuh oleh guru dalam merangkul kemajemukan anak adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran diferensiasi.

Perubahan Konkrit yang dapat saya  di kelas berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah dengan menerapakan pendekatan pembelajaran diferensiasi dengan harapan guru memahami situasi dan kondisi siswa termasuk gaya belajar dan minta bakat siswa sehingga pesan yang disampaikan dalam pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa.